Teruntuk pangeran kecilku yang sedang terlelap

Teruntuk pangeran kecilku yang sedang terlelap..

Sebentar lagi usiamu akan menginjak satu tahun. Masih kecil, memang. Mereka bilang baru seumur jagung. Mereka bilang masih bau kencur.
Sayang, rasanya baru kemarin kamu hadir di perut amma. Menemani amma kemana-mana. Kemudian kamu lahir, mengubah ritme kehidupan amma.

Sayang, kamu tahu? Segala rasa mual di pagi hari saat mengandungmu, semua rasa sesak di malam hari menjelang tidur, juga rasa perih setiap kali kamu memberi sinyal akan lahir, semua itu seperti tak berbekas saat mendengar suaramu untuk pertama kali.
Kemudian nak, sejak saat itu, kamu menjadi pusat semesta amma dan appa.

Sayang, amma tahu, usiamu baru akan setahun. Masih butuh bertahun-tahun lagi untukmu bisa menemukan tulisan ini. Tapi tahun-tahun setelah inipun akan berlalu tanpa terasa. Tiba-tiba nanti kamu sudah pandai berjalan, berlari, bernyanyi, naik sepeda, memanjat pohon, kemudian mulai berangkat sekolah, mengerjai satu-persatu temanmu dengan karet, merengek minta dibantu mengerjakan PR, mendapat juara satu di kelas, lalu kamu menyukai salah satu tim sepak bola eropa hingga tak ada topik lain yang lebih menarik dari itu, lalu kamu mulai mengajak amma dan appa sesekali bicara tentang pubertas, kamu mulai terlalu peduli pada penampilan dan kebersihan, kamu mulai memikirkan keilmuan apa yang akan kamu geluti, kemudian sibuk dengan rutinitas kampus, memimpin rapat ini-itu, lalu diwisuda, lalu bekerja, menikah, hingga berkeluarga. Amma hanya ingin suatu hari nanti, ketika jarak kita tak sedekat dekapan amma saat ini, kamu membaca tulisan ini.


Al, anakku. Suatu hari nanti amma dan appa akan pergi darimu. Kamu juga akan pergi dari amma dan appa. Karena segala yang Allah hadirkan sejatinya akan diambil kembali nanti. Untuk itulah, amma ingin menunaikan tugas amma untuk mendidikmu dengan baik.
Nak, maafkan amma yang seringkali disibukkan oleh urusan kuliah hingga kadang tidak dapat menemanimu bermain. Amma hanya ingin mendidik diri amma dahulu, agar bisa mendidikmu. Karena amma yakin, ibu yang cerdas akan mampu menumbuhkan anak-anak yang cerdas pula.

Al, jadilah anak laki-laki yang kuat dan cerdas. Kuat adalah tidak mudah goyah, mampu menghadapi tugas dan tanggung jawab. Cerdas adalah sempurna dalam berpikir, bertindak, serta bersikap. Al, jadilah pemimpin yang hebat. Jadilah ksatria tangguh sebagaimana Muhammad Al Fatih yang namanya ada pada namamu.

Jika kelak penjagaan Amma dan Appa sudah tak sampai padamu, ingat nak, Allah selalu bersama hamba-Nya yang shalih. Jadi.. biarlah jika nanti kita harus jauh, asal jangan pernah jauh dari sujudmu ya nak.

Amma dan Appa selalu menyayangimu, Al. Sejak kami belum melihat rupamu, hingga nanti kamu tak lagi dapat melihat rupa kami.

image