Chapter 3.1: kok Al udah bisa baca?!

Setelah sekian lama akhirnya terkumpul juga niat buat bikin tulisan tentang Al lagi. Bukan karna nggak mau nulis, tapi karna masih adaptasi jadi emak baru (baru nambah anak lagi hehehe).

Kali ini mau coba sharing tentang belajar membaca dengan cara yang menyenangkan untuk balita.

Pertama-tama aku mau mengklaim kalau aku sebenernya nggak setuju anak balita dipaksa calistung sebelum usia sekolah.

Tapi kok Al diajarin baca?

1. Awalnya, Al mulai tertarik sama alfabet dari video-video di youtube channelnya Badanamu. Dari situ Al mulai kenal bentuk dan cara baca alfabet. Waktu itu Al baru mau ulang tahun yang kedua kalau nggak salah.

2. Setelah itu kebetulan aku dapet turunan mainan puzzle knop ABC dari tanteku. Di balik tiap huruf ada gambar benda/buah/binatang yang diawali dari huruf yang sama, misalnya huruf A ada gambar apel di baliknya, B beruang, dan seterusnya.

Nah sejak itu Al sering banget minta digambari huruf dan benda yang berawalan huruf sama. Setelah aku gambar, nanti dia warnai sambil ‘dibaca’ berulang-ulang. Untuk memperkaya kosa katanya, benda yang digambar untuk mewakilkan hurufnya aku gonta-ganti. Misalnya hari ini aku bikin huruf A dan gambar anggur, besoknya huruf A dan gambar anjing. Selain itu, supaya Al nggak cepat bosan, media gambarnya juga aku buat macam-macam. Kadang di kertas, kadang di karton, di papan tulis, atau di kardus. Kadang Al mewarnai dengan krayon, cat air, atau ditempeli beras warna-warni.

Mama pernah bilang, katanya kemampuan membaca anak memang diawali dari mengenal bentuk-bentuk. Contohnya Al aku kasih tahu kalau sereal yang dia makan itu namanya Milo. Kemudia Al lihat tulisan “Milo” di kotak serealnya. Besok-besoknya Al bisa bilang “itu Milo” ketika melihat logo Milo, walaupun bukan di kotak sereal (misalnya di billboard atau di bungkus susu). Al bisa bilang begitu bukan karna Al sudah bisa membaca, tapi karna dia mengenal bentuk dari tulisan “Milo”.

Dari pengalaman selama mengamati Al ini, aku menyimpulkan kalau:

Nggak masalah mengenalkan huruf pada anak, selama anaknya enjoy dan nggak merasa terbebani.

3. Selanjutnya Al mulai mengenal kata-kata sederhana yang sering dia lihat. Barang-barang di rumah memang sengaja aku tempeli sticky notes yang bertuliskan nama benda tersebut (seperti meja, kursi, kulkas, tv, dll). Tujuannya supaya Al ‘akrab’ dengan kosa kata tersebut, dan ternyata ini memang memudahkan Al ‘membaca’ kata. Diberi tanda petik karna Al mungkin belum bisa benar-benar membaca kata ‘meja’, tapi dia tahu sticky notes yang saya tempelkan di meja itu bertuliskan meja. Akhirnya Al menjadi kenal dengan huruf-huruf apa saja yang meyusun kata meja.

(To be continued)