Pra-bunsay: diving

Seperti apa diri saya setelah masuk IP?

Rasanya punya pandangan yang lebih terbuka soal ilmu keluarga. Parenting yang tadinya terasa jauh dan sulit ternyata bisa dipelajari perlahan tapi pasti ke mana tujuannya. Merasakan iklim belajar yang kondusif dan teman-teman yang memiliki semangat yang sama dalam memperbaiki diri untuk menjalani peran dengan sungguh-sungguh.

Ke depannya ingin tidak hanya berkembang sendiri, tapi juga berdampak pada lingkungan sekitar.

Pra-bunsay: wake boarding

1. Ilmu apa yang saya cari?

Ilmu keluarga. Mulai dari paham dan mampu mengelola diri sendiri dalam menjalankan peran sebagai istri dan ibu, komunikasi dan kerja sama dengan pasangan, hingga ke pengasuhan anak di tiap tahap tumbuh kembang.

2. Apa yang perlu ditingkatkan?

Disiplin! Konsisten dengan jadwal belajar, jangan rakus, harus punya prioritas mana yang perlu dipelajari lebih dulu.

Rajin menulis, mendokumentasikan  tiap proses agar bisa dievaluasi.

3. Apa yang bisa dibagikan?

Ilmu dan pengalaman trial error selama ini, dikerangkai dengan teori yang sudah pernah didapatkan.

4. Peta pembelajaran

• manajemen diri: pemahan aqidah, skill mengelola waktu, mengelola self talk, self development di bidang yang diminati

• kolaborasi dengan pasangan: pahami hak dan kewajiban suami dan istri dalam islam, ilmu fiqihnya, teknik komunikasi, rajin berkegiatan bersama

• pengasuhan: perdalam ilmu tentang tarbiyatul aulad, tumbuh kembang anak, psikologis anak, mengikuti pembelajaran tematik secara berkala sesuai kebutuhan

4. Tantangan dan solusi

• sering ada keinginan untuk menunda. Solusinya membuat kandang waktu dan berusaha disiplin

• sering lupa apa target spesifik, di tengah jalan sering tergiur ilmu lain sehingga tidak fokus. Solusinya buat peta pembelajaran secara tertulis dan taruh di tempat yang mudah dilihat

• sering jalan di tempat, tidak berkembang, cepat puas di dalam zona nyaman. Solusinya evaluasi target, apakah benar-benar sudah tercapai atau hanya perasaan saja. Jika sudah tercapai maka kembangkan bidang lain yang dibutuhkan.

Pra-bunsay: surfing

Di game kali ini kami diajak berselancar, namun harus tau batasan agar tidak terseret ombak.

Batasan dalam berkomunitas di IP biasa disebut dengan CoC. Dengan CoC anggota komunitas dijaga agar sama-sama merasa aman dan nyaman.

Misalnya, tidak boleh promosi barang dagangan. Ini sebenarnya etika dasar sih, anggaplah grup whatsapp adalah event yang diselenggarakan oleh sebuah EO, terus tiba-tiba salah satu hadirinnya ambil mic dan bikin acara sendiri di dalam event itu. Kan nggak sopan, ya. Tapi kenyataannya memang banyak yang masih suka begini di grup lain, atau langsung chat pribadi ke anggota dalam grup. Dengan adanya aturan ini, grup jadi lebih fokus pada tujuan berdirinya, dan informasi penting tidak tenggelam.

CoC yang masih sulit dilaksanakan adalah tidak menjadi silent reader. Nggak mau beralasan, karna sebenernya paham kenapa ada aturan begini. Kalau semua anggota jadi SR, nggak akan jalan kegiatan di grup. Jadi pelan-pelan berusaha buat sering hadir, setidaknya menjawab sapaan penanggung jawab kelas dan aktif merespon informasi.

Pra Bunsay: istana pasir

Alhamdulillah akhirnya dapet kesempatan buat ikut kelas bunsay lagi setelah sebelumnya tereliminasi hehehe. Insya Allah di kesempatan ini sudah jauh lebih siap buat menyelesaikan tantangan-tantangan pembelajarannya. Here we go~

Game pertama adalah mendefinisikan apa itu ibu profesional. Buatku profesional artinya bersungguh-sungguh, bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, punya standar terukur yang bisa dievaluasi. Ibu adalah salah satu peran yang bisa dimiliki oleh seorang wanita, yang di dalamnya ada peran ayah sebagai partner dalam mendidik anak-anak sesuai dengan fitrahNya. Maka menjadi ibu profesional artinya mampu bekerja sama dengan ayah untuk sama-sama menampilkan versi terbaik dari diri dalam membimbing anak-anak.

Strategi belajar apa yang bisa diterapkan untuk menjadi ibu profesional? Pertama, tahu strong why, kenapa harus jadi ibu profesional.  Karna menjadi ibu adalah salah satu amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban, jadi tidak bisa dijalani tanpa ilmu. Anak berhak mendapatkan ibu yang cerdas, dalam artian mampu mendidik dengan metode terbaik sesuai keunikan anak, dan mampu membersamai anak menggali potensinya hingga menemukan misi spesifik nya di muka bumi. Kedua, persiapkan support system. Minta izin dan dukungan dari suami dan anak, briefing sebelum mulai belajar, sehingga proses belajar bisa berjalan dengan efektif. Ketiga, tidak menunda-nunda. Keempat, mengamalkan dan membagi ilmu.