Cerita Amma: Penting++ (pendidikan parenting)

Ceritanya aku ngefollow salah satu penerbit buku anak di instagram. Terus suatu hari dia ngepost acara diskusi gt, ini udah acara keempat, kebetulan temanya tentang permainan buat anak. Nahhh aku iseng2 aja daftar, sama teh nisa juga.
Ini unik deh, jadi diskusinya di grup whatsapp gitu. Ada narasumber, ada moderator dan notulen, ada agenda diskusinya.. jadi buat emak-emak yang susah keluar rumah bisa join dan dapet ilmu dari sini. Nanti kalo narsum beres ngejelasin, ada sesi tanya jawab. Caranya kirim emot tangan ngacung, trus japri pertanyaannya ke moderator. Kalo udah puas sama jawabannya kirim emot ok.
Yang ngadain group discussion ini Forum Indonesia Muda (kalo ngga salah). Sempet browsing dulu dan baru tau ada komunitas kayak gini.
Buat tema kemaren narasumber nya ada mbak Devi Raisa R, M. Psi. Lulusan Psikologi klinis  anak UI dan founder Rabbit hole yg berfokus pada permainan untuk anak. (Yang instagram nya kufollow hehe)
Dan ada mbak Fatimah Mutia, S. Hum.
Homescholling mother dan Eduplay Adviser for ‘The Menthilis Project”.
Beliau senang menulis dan fotografi.
Beliau adalah Lulusan UI dan pernah menjadi pembicara pafa program kinanti di Jak TV dengan Topik “Manghadapi Stress Pada Anak”.

Ini beberapa hal yang ada di diskusi kemaren.

Apakah bermain penting bagi anak?

Sangat penting. Jika diibaratkan bahasa orang dewasa adalah melalui kata-kata. Sedangkan anak-anak berkomunikasi melalui bermain. Bermain adalah bahasa anak.

Bermain memiliki banyak fungsi bagi anak. Salah satunya adalah bagi perkembangan sistem sensori kita (yang nantinya penting sebagai seseorang dapat menyerap informasi dan belajar).

Detailnya begini :

Pernah dengar tentang sensori integrasi?

Itu adalah sistem (yang terdiri dari panca indra kita) di dalam tubuh yang bertugas mengambil semua informasi yang ada di sekitar kita. Lalu mengatur infomasi tersebut menjadi bermakna bagi kita, dan kita pun bisa bertindak sesuai dengan yang kita maknai. Jadi sensori yang terintegrasi itu penting sekali untuk dasar seseorang belajar.

Contohnya, ketika kita mendengar anjing yang menyalak, kuping kita akan mengambil informasi suara itu. Lalu menyampaikannya ke otak dan otak memaknainya. Contoh pemaknaannya : Ini suara apa ya? Oh, suara hewan. Hewan apa ya? Oh anjing. Anjingnya besar apa kecil ya? Galak apa gak ya? dst. Setelah itu otak akan mencocokkan informasi dengan pengalaman masa lampau yang ada dalam memori kita. Misal, kita pernah digigit oleh anjing, maka reaksi kita akan terbirit-birit mendengarnya. Beda kalau kita pernah pelihara anjing dan suka banget, kita justru menghampiri anjing itu.

Apa yang akan terjadi jika sensori kita tidak terintegrasi?

Otak kita tidak menerima pesan, pesan yang diterima tidak konsisten, atau informasi sensorinya konsisten tapi tidak terintegrasi dengan informasi sensori dari sistem sensori yang berhubungan.

Akibatnya anak bisa jadi sangat sensitif (atau justru tidak beraksi sama sekali) dengan sentuhan, gerakan, atau suara; tidak dapat menenangkan diri sendiri; terlambat bicara atau kemampuan bahasa atau motorik; dan masih banyak akibat lainnya.

Perkembangan sistem sensori ini sudah dimulai sejak rahim dan terus berlanjut selama hidup kita. Pada tahun-tahun awal kehidupan, integrasi sensori terbentuk melalui aktivitas fisik. Sehingga, tahun-tahun awal kehidupan disebut sebagai tahun sensori motor, dan penting sebagai dasar sistem sensori kita. Oleh karena itu perlu banyak bergerak untuk menyempurnakan sistem sensori kita. Bergerak ini paling banyak didapat anak melalui bermain.

Beberapa penelitian juga memperlihatkan bahwa ketika orang tua mendampingi anak bermain, maka berguna bagi perkembangan otaknya. Misalnya :
– Saat bermain, orang tua dapat merefleksikan perasaan anak (membantu mengerti misalnya dengan mengatakan apa yang dirasakan anak). Jika anak dibantu mengenali perasaannya maka zat anti cemas di dalam otak yang bernama GABA akan dilepaskan. GABA juga bisa dilepaskan oleh otak jika orang tua mengatakan pesan berulang-ulang pada anak dengan nada yang menenangkan. Jadi sambil bermain, Ayah dan Ibu bisa menyelipkan kata-kata yang menenangkan agar ketika anak sedang cemas atau menghadapi hari yang buruk, dengan Ayah dan Ibu bermain sambil mengatakan kata-kata yang menenagkan, anak pun bisa berkurang kecemasannya. Contoh kalimatnya misalnya : ‘Wah, pintar anak Papa mainannya disusun rapih’. Atau bisa juga dengan menyanyikan lagu favorit secara rutin setiap kali bermain dengan anak. Jadi setiap anak mendengar lagu tersebut, ia bisa berkurang juga kecemasannya 

– Setiap interaksi yang positif antara orang tua dan anak dapat membuat opioids dan oxytocin menjadi dominan di dalam otak anak. Nah apa sih manfaatnya kalau opioids dan oxytocinnya dominan? Banyak sekali! Misalnya anak tidak agresif atau cemas, anak lebih tenang, sistem imunnya lebih baik, dan masih banyak lagi.

Itu adalah dua contoh manfaat bermain yang berkaitan dengan otak.
Saya percaya, bahwa ‘kewajiban’ anak dari lahor sampai umur 5-6t hanyalah BERMAIN. Bukan bersekolah, bukan calistung, dan sebagainya. Sehingga untuk saya, mempersiapkan permainan yang menarik untuk anak atau ahkan membelikan mainan, adalah hal yang penting untuk saya sebagai orang tua.

Bermain,bermaim dan bermain. Idenya dari mana? Dari ketertarikan anak sendiri. Jika dia sedang suka dinosaurus, maka bisa kita bikin pretend play di zaman jurassic,  sensory play kehidipan dino, bahkan mengenal angka dan huruf dengan tema dino.

Nah beberapa poin diawah ini adalah contoh permainan yang saya sering lakukan dirumah sesuai dengan fungsinya..

1. Sensory and Motoric Skills
Kemampuan sensori adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan indera (pengelihatan, perasa , penciuman, sentuhan, pendengaran). Misalnya meniup balon, bermain music (baik yang beneran maupun pukul2 benda dapur dan eksplore perbedaan bunyinya, melukis dengan tiupan (cipratkan cat air yang encer di kertas, tiup2 sampai membentuk gambar abstrak tertentu) daaan lain-lain

Sedangkan motoric adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerakan, sangat erat dengan otot. Ingat aja motor. Nah, ada dua kemampuan motoric ini, yaitu halus dan kasar. Kalau motoric halus, lebih ke gerakan tangan dan jari-jari. Misalnya main play dough, ngobok-ngobok pasir, ngaduk-ngaduk adonan pake tangan, melukis dengan jari, menyobek-nyobek. Atau untuk anak yang lebih besar adalah menulis, menggunting, daaan lain-lain. Sedangkan motoric kasar adalah sisanya, biasanya menyangkut gerakan lengan atau kaki. Misalnya melompat, berlari, main di papan titian (sekalian latihan keseimbangan), daaan lain-lain.
Nah, kegiatan-kegiatan yang mengembangkan kemampuan sensory dan motoric ini biasanya bersamaan.

Ya, pada dasarnya kegiatan yang baik untuk anak itu menyangkut semua aspek.

Setelah pemaparan mulai sesi tanya jawab.. dibahas tentang waktu main yang efektif buat anak yang ibunya wanita karir, gimana dampak kalau anak ‘dikekepin’ (ngga main sama anak tetangga misalnya), permainan yang tepat buat anak sesuai umurnya, dan lain sebagainya.
Aku sempet nanya soal permainan di gadget buat anak, gimana dampaknya dsb, terus begini jawabannya:

menurut American Academy of Pediatrics (2013) anak berusia 2 tahun kebawah, sebisa mungkin belum diperkenalkan dengan teknologi/screen. Sedangkan untuk usia 2-5 tahun, direkomendasikan untuk dibatasi waktu terlibat dengan teknologi/screen media sebanyak 1-2 jam per hari.

Saat mereka berinteraksi dengan gadget, kemungkinan yang terjadi adalah, anak akan duduk dan menonton sesuatu secara “pasif”. Walaupun ada beberapa permainan puzzle misalnya atau yang lebih interaktif untuk anak-anak yang lebih besar. Tapi jarang untuk anak-anak dibawah dua tahun. Gadget/teknologi juga hanya mampu menyediakan stimulasi sensoris yang terbatas. Anak-anak ga akan mampu mencium atau meraba tekstur saat mereka bermain dengan gadget. Walaupun memang indera penglihatan dan pendengaran mereka sangat terstimulasi. Tapi justru itulah yang tidak kita inginkan, disaat beberapa indera terstimulasi tinggi, indera-indera yang lain kurang terstimulasi.
Katanya sih ini bikin anak terlalu fokus dan ga bisa menyisipkan atensi ke sekelilingnya

Akan tetapiii, seperti kita yang sulit hidup tanpa gadget, anak kota yang lahir di era digital juga pasti sulit untuk dipisahkan.

Jadi sebagai ortu kita harus punya batasan batasan, misalnya gini:

1. Terapkan screen time, 1-2 jam sehari untuk anak menggunakan teknologi, seperti tv, tab, hp. Harus ada aturan tegas, misal: hanya boleh main tab setelah selesaii makan. Atau hanya boleh nonton setelah mandi, dsb.

2.kita typ punya otoritas untuk memilih prmainan atai acara yg ditonton anak

3. Sebisa mungkin dampingi. Jangan jadikan gadget sebagai babysitter

4.TV, Internet, Handphone, tablet tidak perlu ada di dalam kamar anak

5.Kita perlu untuk sering
mengingatkan diri sendiri untuk selalu menyeimbangkan kegiatan creative play, pretend play, dan bermain lainnya dengan kegiatan bersama teknologi (screen time)

6. Tidak menjadikan teknologi sebagai reward saat anak rewel

Nah kurleb begitu, yang jelas, kita bisa bantu anak kita agat mampu bermain sendiri sejak kecil (membaca, bermain sesuatu, menggambar, membangun sesuatu dll) tanpa gadget

Teknologi dan Anak : OK or NOT OK? – http://wp.me/p4qIoE-4v21:17

Tambahan soal gadget:
Kenapa gadget menurunkan atensi? Karena walaupun gadgetnya gak bergerak, tapi pergerakan satu scene ke scene yang lain sangat cepat. Aplagi jika anak terbiasa sejak dini diberikan gadget, ia terbiasa melihat sesuatu secara cepat berganti2. Akhirnya ketika di dunia nyata, ia akan merasa duni nyata begitu lambat dan sulit memusatkan perhatian pada hal yang terasa lambat itu. Itulah mengapa AAP menegaskan anak dibawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan gadget terlebih dahulu. Agar fokus atensinya terbentuk terlebih dahulu.
Namun beberapa penelitian belakangan juga menemukan bahwa gadget memiliki beberapa manfaat positif. Seperti games yang memungkinkan kita berinteraksi dengan orang lain dengan tukar menukar barang (misalnya the sims) itu juga bisa meningkatkan kemampuan komunikasi sosial. Atau games yang meminta kita untuk menembak tepat sasaran (seperti angry birds) bisa meningkatkan kemampuan visual spasial. Namun ya itu, harus dibatasi (maksimal 2 jam/hari, dan tidak terus menerus). Dan orang tua mengingkatkan realita (bahwa games tidak sama dengan kehidupan nyata. Misalnya di kehidupan nyata tidak memukul org lain).

Alhamdulillah dari diskusi kemaren cukup banyak ‘oh gitu’ nya.. Insya allah jadi bekal yang baik buat menjalankan peran sebagai orang tua ke depannya 🙂

Cerita Al: Al on 11th months

Agak telat sih hehe sebentar lagi malah udah setahun. Tapi gapapa lah ya.
1. Dari umur sembilan bulan, karna sering sakit (demam mau pinter, mau tumbuh gigi etc) Al makannya jadi dikit. Sekarang udah ngga bantet kayak dulu hiks. Terahir ke dokter kemaren beratnya cuma 8,5kg. Selain itu.. gatau kenapa kalo aku yang nyuapin dia suka ogah2an. Mungkin persepsi nya aku jadi tempat nyusu aja kali ya.. jadi ya gitu deh. Segala resep mpasi yang udah disiapin bubar jalan. Al malah lebih doyan makan apa yang aku makan (itupun ngga banyak).
2. Alhamdulillah sejak balik ke daycare Al jadi pinter merangkak. Kayaknya kalo di rumah gaada yang motivasiin kali ya, kalo di daycare kan yang lain mobilitasnya udah tinggi jadi doi terpacu juga. Alhasil sekarang Al suka buntutin aku ke dapur (terus mainan beras. Terus mainan bayclin. Maknya histeris) Sekarang udah bisa berdiri manjat sesuatu. Kadang bisa sambil ga pegangan sedetik dua detik.
3. Dua minggu ini Al sama Aa nemenin aku selama uts. Kasian deh Aa, Alnya bener2 gamau diem di mobil. Harus digendong dan harus jalan. Ahirnya Aa jadi pegel2 deh gendongin Al dua jam keliling unpad selama beberapa hari. Untung besok2nya bawa stroller..
4. Ternyata subhanallah bgt yang namanya golden age itu.. Al cepet banget belajar dadah, salim, tos, geleng2 kalo gamau atau ga setuju..
5. Al giginya udah enammm yeay. Kayaknya sih udah mau keluar satu lagi.
6. Alhamdulillah rasanya banyak bgt yang sayang sama Al. Semoga nanti Al jadi anak yang baik.. yang juga sayang sama sekitarnya.
7. Salah satu cara ampuh nenangin Al kalo lagi ngambek: tontonin video/liatin foto dia sendiri. Ntar pasti girang. Anw kayaknya ku harus mulai jauhin Al dari screen dalam bentuk apapun sih.. Nanti dibahas di post selanjutnya.
Dahhh segitu dulu. Hari ini aku lagi sakit, setelah sebelumnya Aa sama Al yang sakit. Jadi weh Alnya dievakuasi ke daycare. Makanya lagi kangen bgt.. heu. Apa kabar kalo ditinggal ke Mekkah ini sih :”””D ada juga aku yang mewek di sana.

image

Abis dicukur karna udah gondrong dan lepek cem anak alay